Haruskah Pembangunan Mengorbankan Rakyat
Benarkah Rute Jalan Tol akan
berubah?
Beredarnya isu
tentang perpindahan rute Jalan Tol CISUMDAWU telah membuat gelisah sebagian
warga masyarakat terutama yang Desanya akan dilalui jalan tol.
Isu yang berhembus
kalau
pembangunan jalan tol tersebut akan menyabet
wilayah pemukiman, itu berarti mereka harus pindah dari tempat tinggalnya
sekarang. Pindah kemana? Pertanyaan
pertama, selanjutnya berapa
uang pengganti akan diterima dari
pembebasan lahan jika
informasi tersebut benar adanya. Cukupkah untuk
memulai lagi kehidupan ditempat
baru dalam budaya dan keadaan wilayah yang baru pula? Masih
beruntung jika ada relokasi, bedol desa misalnya, jika tidak?
Meski sebenarnya jangan dulu
berfikir terlalu jauh karena informasi
tersebut kebenarannya masih diragukan walau ditemukan adanya patok dibeberapa
titik tertentu, namun ada informasi lain
menyebutkan kalau pematokan tersebut
hanya untuk keperluan topografi, bukan jalan tol. Memang benar ada perubahan rute di
seksi 3,4,5 tapi masih dalam
penggodokan. Karenanya diharapkan segenap
warga tidak termakan
isu-isu menyesatkan yang
nota bene akan merugikan masyarakat itu sendiri.
Adanya isu perpindahan rute
tersebut mau tidak mau telah membagi masyarakat kedalam dua kubu. Yang pro dan
kontra. Mereka para pendukung kebanyakan karena tergiur besar
ganti rugi akan didapat nanti, sementara yang menolak berpendapat ada banyak hal tidak begitu saja
dapat diganti dengan uang . Berapapun
banyaknya uang pengaganti yang
akan diterima belum tentu cukup guna
memulai kembali kehidupan,
dari membangun rumah,
bangun usaha dan simpanan
untuk hari esok, belum lagi jika uang ganti benar-benar
jauh dari harapan.
Pada dasarnya
masyarakat mendukung pembangunan jalan
tol tersebut, karena manfaatnya pun tidak sedikit. Warga
tidak keberatan kalau sawah,
kebun atau pun lahan kosong
yang terkena gusur
asal jangan pemukiman, sebab
pembangunan harus terus dilaksanakan,
tetapi mereka juga minta diperhatikan, bukankah sesungguhnya makna dari
pembangunan adalah untuk kesejahteraan rakyat?
Iya, kalaupun harus dikorbankan
apalah artinya karena hanya sepersekian dari jumlah Penduduk Indonesia. Namun perlu
disadari sepenuhnya juga, bahwa hal besar bermula dari yang kecil. Ibarat titik
api, dari setitik korek api bisa
menghanguskan segalaya bila tidak
segera diatasi secara bijak. Sejatinya setiap pembangunan dilaksakan demi kesejahteraan masyarakat,
bukan mengorbankan masyarakat demi pembangunan. Disinilah perlu adanya
komunikasi intens antara Pemerintah
sebagai pemimpin dengan rakyat
yang dipimpin agar bersinergi
dalam menciptakan Indonesia lebih
baik. Makmur adil dan sentosa bagi seluruh rakyat.
Komentar
Posting Komentar